A. HARGA
KESEIMBANGAN
Pertama kita akan
membahas tentang konsep harga keseimbangan ini, untuk memudahkan dalam
memahami maka coba lihat peraga 11.1 dibawah ini.
Dari tabel
permintaan dan penawaran tersebut dapat dilihat berapa kuantitas yang
diminta dan kuantitas yang ditawarkan dalam berbagai tingkat harga dalam
waktu satu bulan. Jika digambarkan dalam bentuk kurva, maka akan
terlihat seperti gambar peraga 11.1(a). Gambar tersebut menunjukkan
adanya titik potong antara kurva permintaan (garis D) dan kurva
penawaran (garis S) pada titik E. Jika dari titik E ditarik
garis paralel ke garis ordinat, akan terdapat angka Rp. 3.000,00 dan
apabila ditarik garis ke absis akan terdapat 66 kilogram. Artinya, pada
harga Rp. 3.000,00 kuantitas barang yang diminta dan kuantitas barang
yang ditawarkan sama, yaitu 66 kilogram. Harga yang terbentuk dari titik
pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran disebut harga keseimbangan atau harga ekuilibrium. Pada tingakt harga Rp.
3.000,00 terdapat kuantitas yang sama antara barang yang diminta dan
barang yang ditawarkan. Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan itu
dikenal dengan harga pasar.
Terbentuknya harga dan kuantitas
keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli
(konsumen) dan penjual (produsen). Namun demikian, kedua belah pihak
pada dasarnya memiliki taksiran yang berbeda-beda terhadap harga sebuah
barang dan jasa yang diperjualbelikan di pasar. Taksiran harga yang
diberikan oleh konsumen dan produsen tersebut disebut harga subjektif. Mari kita amati gambar
dibawah ini sebelum kita melanjutkan ke materi selanjutnya.
Berdasarkan
subjeknya, pembeli di pasar dapat dikelompokkan menjadi sebagai
berikut.
a. Pembeli Marjinal
Pembeli marjinal
adalah pembeli yang harga taksirannya sama dengan harga pasar. Dari
gambar diatas maka dapat kita lihat pembeli marjinal adalah pembeli yang
harga subjektifnya sebesar p, yaitu harga yang sama dengan harga
keseimbangan atau harga pasar.
b. Pembeli
Supermarjinal
Pembeli
supermarjinal adalah pembeli yang harga taksirannya melebihi harga
pasar. Mereka merasa bahwa harga barang yang dibayar terlalu murah,
sehingga merasa mendapat keuntungan. Keuntungan ini disebut premi
konsumen yang ditunjukkan oleh daerah A dalam gambar diatas.
c. Pembeli
Submarjinal
Pembeli submarjinal
adalah pembeli yang harga taksirannya dibawah harga pasar. Mereka tidak
membeli karena menurut mereka harga itu terlalu mahal.
Berdasarkan harga
subjektifnya, penjual dipasar dapat dikelompokkan menjadi sebagi
berikut.
a. Penjual Marjinal
Penjual marjinal
adalah penjual yang harga pokoknya sama dengan harga yang ada di pasar.
Untuk menjualnya merka menuggu harga naik supaya memperoleh keuntungan.
b. Penjual
Supermarjinal
Penjual
supermarjinal adalah penjual yang harga pokoknya dibawah harga pasar.
Harga pasar itu bagi mereka menguntungkan karena harga pokok mereka
lebih murah dari atau di bawah harga pasar. Keuntungan yang mereka dapat
disebut premi produsen. Dalam gambar diatas, premi produsen
tersebut diperlihatkan oleh daerah B.
c. Penjual
Submarjinal
Penjual submarjinal
adalah penjual yang harga pokoknya di atas harga pasar. Untuk menjual
mereka menuggu kenaikan harga setelah itu baru mereka menjual. Dengan
tindakan itu mereka akan mendapatkan keuntungan. Jadi penjual
submarjinal mengharapkan harga naik.
B. PEMBENTUKAN HARGA
KESEIMBANGAN
Keseimbangan adalah
kombinasi harga dan kuantitas dimana kuantitas yang diminta dan yang
ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya
titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak
pembeli dan pihak penjual. Kalaupun ada dorongan terhadap harga untuk
turun atau naik, harga tersebut lambat laun akan kembali pada harga
keseimbangan.
Dalam proses
pembentukan harga ini jelas terlihat berlakunya hukum permintaan dan
penawaran yang telah kita bahas dalam bab-bab sebelumnya. Hukum
permintaan mengatakan bahwa kuantitas permintaan berbanding terbalik
dengan harga. Jika harga naik, maka kuantitas yang diminta turun.
Sebaliknya, jika harga turun maka kuantitas yang diminta naik. Sedangkan
hukum penawaran mengatakan bahwa kuantitas penawaran berbanding lurus
dengan harga. Jika harga turun, kuantitas yang ditawarkan berkurang.
Sebaliknya, jika harga naik, kuantitas yang ditawarkan bertambah.
Kedua hukum itu
berlaku pada kondisi ceteris paribus. Artinya, selain harga,
faktor lain bersifat tetap/tidak berubah. Misalkan jika harga barang X
naik, maka kuantitas yang diminta seharusnya turun. Akan tetapi, jika
yang terjadi justru meningkatnya kuantitas yang diminta, maka ini
artinya ada faktor-faktor lain yang memengaruhi permintaan. Misalnya,
hal ini terjadi karena di masyarakat beredar desas-desus bahwa harga
akan semakin tinggi, sehingga masyarakat beramai-ramai membeli pada
kenaikan harga pertama. Jadi, ketika permintaan seharusnta menurun
(karena harga naik), yang terjadi malah menaik. Faktor-faktor selain
harga ini akan menyebabkan bergesernya kurva permintaan dan penawaran,
yang selanjutnya akan memunculkan harga keseimbangan baru.
01.17 |
Category: |
3
komentar
Comments (3)
l447x3bxixf569 sex chair,sex chair,finger vibrator,vibrators,wholesale sex toys,realistic sex dolls,realistic dildos,double dildos,dildos p685w6ajhvk226
z510n1ceczs887 wolf dildo,sex chair,Rabbit Vibrators,fantasy toys,dildo,sex toys,glass dildos,women sexy toys,vibrators e638w0jpaww494
pv791 wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china vd995